BismillahirRahmaanirRahiim
Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa
taqdir yang Allah ta’aala telah tentukan bisa berubah. Dan faktor yang dapat
mengubah taqdir ialah doa seseorang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
يَرُدُّ الْقَضَاءَ
إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ (الترمذي)
إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ (الترمذي)
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada yang dapat
menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat
menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi
2065)
Subhanallah…!
Betapa luar biasa kedudukan do’a dalam ajaran Islam. Dengan do’a
seseorang bisa berharap bahwa taqdir yang Allah ta’aala tentukan atas dirinya
berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira bagi siapapun yang selama ini
merasa hidupnya hanya diwarnai penderitaan dari waktu ke waktu. Ia akan menjadi
orang yang optimis. Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya
berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari
rahmat Allah ta’aala dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang
tulus kepada Allah ta’aala Yang Maha Berkuasa.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ
لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا
إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا
إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah ta’aala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah
dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat
ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)
Demikianlah,
hanya orang yang tetap berharap kepada Allah ta’aala saja yang dapat bertahan
menjalani kehidupan di dunia betapapun pahitnya taqdir yang ia jalani. Ia akan
senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa jika ia memohon kepada Allah ta’aala
dalam keadaan apapun, maka derita dan kesulitan yang ia hadapi sangat mungkin
berakhir dan bahkan berubah.
Sebaliknya, orang yang tidak pernah kenal Allah ta’aala dengan sendirinya
akan meninggalkan kebiasaan berdo’a dan memohon kepada Allah ta’aala. Ia akan
terjatuh pada salah satu dari dua bentuk ekstrimitas. Pertama,
ia akan mudah berputus asa. Atau kedua, ia akan lari kepada
fihak lain untuk menjadi sandarannya demi merubah keadaan. Padahal begitu ia
bersandar kepada sesuatu selain Allah ta’aala –termasuk bersandar kepada
dirinya sendiri- maka pada saat itu pulalah Allah ta’aala akan mengabaikan
orang itu dan membiarkannya berjalan mengikuti situasi dan kondisi yang
tersedia. Sedangkan orang tersebut dinilai sebagai seorang yang mempersekutukan
Allah ta’aala dengan yang lain. Berarti orang tersebut telah jatuh ke dalam
kategori seorang musyrik…!
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ
الَّذِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS
Al-Mu’min 60)
Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah
berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu kesombongan
yang akan menjebloskannya ke dalam siksa Allah ta’aala yang pedih. Maka
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala
murka kepadaNya.”
(HR Ahmad 9342)
Saudaraku,
janganlah berputus asa dari rahmat Allah ta’aala. Bila Anda merasa taqdir yang
Allah ta’aala tentukan bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah
kedua tangan dan berdo’alah kepada Allah ta’aala. Allah ta’aala Maha Mendengar
dan Maha Berkuasa untuk mengubah taqdir Anda. Barangkali di antara do’a yang
baik untuk diajukan sebagai bentuk harapan agar Allah ta’aala mengubah taqdir
ialah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي
فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga
perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku.
Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku.
Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta
jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim
4897)
0 Response to "Doa Bisa Mengubah Taqdir"
Post a Comment