Assalamu'alaikum, Ahlan wa Sahlan di Blog Islami, Doa Dalam Al-Qur'an Lengkap, Doa-doa Mustajab Lengkap, Doa Islami, Sholawat Lengkap, Tuntunan Sholat, Kisah Islami, Kajian Hadist dan Renungan, InsyaAllah Bermanfaat...Aamiin. Jazzakumullah

Adab dan Sunnah Wudhu

BismillahirRahmaanirRahiim



Bersiwak

Hal sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,

« لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ »

“Seandainya jika tidak memberatkan ummatku, 
niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap hendak berwudhu”.


Mencuci kedua tangan tiga kali ketika hendak berwudhu, 
sunnah ini lebih ditekankan ketika bangun dari tidur atau dengan kata lain hukumnya wajib. 
Dalil yang menunjukkan bahwa mencuci tangan ketika hendak berwudhu sunnah 
adalah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,

عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ ، فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ…..
 ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا

Dari Humroon budaknya Utsman bin Affan, (ketika ia menjadi budaknya Utsman.) 
suatu ketika beliau memintanya untuk membawakan air wudhu (dengan wadah), 
kemudian aku tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua tangan beliau. 
Maka ia membasuh tangannya sebanyak tiga kali……kemudian beliau berkata, 
“Aku dahulu melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berwudhu 
dengan wudhu seperti yang aku peragakan ini”.

Hal ini ditetapkan sebagai sunnah dan bukan wajib sebab 
Utsman rodhiyallahu ‘anhu melakukannya karena melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam 
melakukannya. Semata-mata perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam 
yang dicontoh para sahabat menunjukkan hukum anjuran atau sunnah. 
Kemudian dalil yang menunjukkan wajibnya mencuci tangan ketika bangun dari tidur 
adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,

«وَإِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَغْسِلْ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَهَا فِى وَضُوئِهِ ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ »

“Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah 
ia mencuci tangannya sebelum ia memasukkan tangannya ke air wudhu, 
karena ia tidak tahu di mana tangannya bermalam”.

Jika ada yang bertanya apakah hal ini hanya berlaku pada tidur di malam hari saja atau umum? 
Maka jawabannya adalah sebagaimana yang disampaikan Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam 
di atas yaitu semua tidur yang menyebabkan orang tidak tahu di mana tangannya berada ketika ia tidur. 
Dan inilah pendapat yang dipilih oleh Al Imam Asy Syafi’i rohimahullah, demikian juga mayoritas ‘ulama.
Bersungguh-sungguh dalam beristinsyaq dan berkumur-kumur ketika tidak sedang berpuasa. 
Dalilnya adalah sabda Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,

« بَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا »

“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali jika kalian sedang berpuasa”.
Mendahulukan membasuh anggota wudhu yang kanan. Dalilnya adalah sabda 
Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,

« كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيُحِبُّ التَّيَمُّنَ فِى طُهُورِهِ إِذَا تَطَهَّرَ »

“Adalah kebiasaan Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam sangat menyukai 
mendahulukan kanan dalam thoharoh (berwudhupent.)”.
Membasuh anggota wudhu sebanyak 2 kali atau 3 kali. 
Dalil bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam membasuh anggota wudhunya 2 kali 
adalah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Zaid,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – تَوَضَّأَ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ

“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berwudhu 
(membasuh anggota wudhunya sebanyak) dua kali-dua kali.”

Dalil bahwa beliau membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali adalah hadits yang 
diriwayatkan Humroon dari tentang wudhu Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu 
ketika melihat cara wudhu Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,

عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ ، فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ…. 
ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا…

Dari Humroon budaknya Utsman bin Affan, (ketika ia menjadi budaknya Utsman) 
suatu ketika beliau memintanya untuk membawakan air wudhu (dengan wadah), 
kemudian aku tuangkan air dari wadah tersebut ke tangan beliau. 
Maka ia membasuh tangannya sebanyak 3 kali…kemudian dia membasuh wajahnya 
sebanyak 3 kali….
Hal ini sering beliau lakukan pada anggota wudhu selain pada mengusap kepala, 
berdasarkan salah satu riwayat hadits Abdullah bin Zaid rodhiyallahu ‘anhu 
di atas yang juga dalam shohihain,

ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَمَسَحَ رَأْسَهُ ، فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ مَرَّةً وَاحِدَةً

“Kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam wadah air lalu menyapu kepalanya 
ke arah depan dan belakang sebanyak 1 kali”.

Namun demikian dianjurkan juga menyapu kepala sebanyak tiga kali, 
namun hal ini dianjurkan dengan catatan tidak dilakukan terus menerus berdasarkan 
salah satu riwayat hadits yang diriwayatkan Humroon tentang cara wudhu 
Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu ketika beliau melihat cara wudhu 
Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,

وَمَسَحَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلاَثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ هَكَذَا

Beliau (Utsman bin Affan pent.)menyapu kepalanya tiga kali kemudian 
membasuh kakinya tiga kali, kemudian beliau berkata, 
“Aku melihat Rosulullah shallallahu ‘alaihi was sallam berwudhu dengan wudhu seperti ini”.
Tertib, yang dimaksud tertib di sini adalah membasuh anggota wudhu sesuai tempatnya 
(urutan yang ada dalam ayat wudhupent.). Hal ini kami cantumkan di sini 
sebagai sebuah sunnah bukan wajib dalam wudhu dengan alasan hadits 
Al Miqdam bin Ma’dikarib Al Kindiy rodhiyallahu ‘anhu,

أُتِىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثًا ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ثَلاَثًا وَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا ثُمَّ غَسَلَ ذِرَاعَيْهِ ثَلاَثًا ثَلاَثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأُذُنَيْهِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا

“Rosulullah shallallahu ‘alaihi was sallam melakukan wudhu dengan 
membasuh tangannya tiga kali kemudian berkumur-kumur dan istinsyaq tiga kali, 
kemudian membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh kakinya tiga kali, 
kemudian menyapu kepalanya dan telinga bagian luar maupun dalam”.
Berdo’a ketika telah selesai berwudhu. Hal ini berdasarkan sabda 
Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,

« مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ – أَوْ فَيُسْبِغُ – الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ ».

“Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu dan ia menyempurnakan wudhunya 
kemudian membaca, “Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah 
kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah” 
melainkan akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang jumlahnya delapan, 
dan dia bisa masuk dari pintu mana saja ia mau”.

At Tirmidzi menambahkan lafafdz,

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah 
aku termsuk orang-orang yang selalu mensucikan diri”.
Sholat dua raka’at setelah wudhu. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,

« مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ ، لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ ، غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ »

“Barangsiapa berwudhu sebagaimana wudhuku ini, kemudian sholat 2 raka’at 
(dengan khusyuk) setelahnya dan ia tidak berbicara di antara keduanya, 
maka akan diampuni seluruh dosanya yang telah lalu”.

Demikianlah akhir tulisan ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kami sebagai tambahan 
‘amal dan sebagai tambahan ilmu bagi pembaca sekalian serta berbuah ‘amal bagi kita semua. 
WaAllahu a’lam bish showab


Referensi sumber

Artikel www.muslim.or.id

0 Response to "Adab dan Sunnah Wudhu"

Post a Comment