Tidak
melakukan tahalluq
(membuat halaqah-halaqah) atau pertemuan pengajian sebelum
shalat Jum’at.
Didasarkan
pada hadits ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya :
أن رسول الله
صلى الله عليه وسلم نهى عن الشراء والبيع في المسجد، وأن تُنشد فيه الضالة، وأن ينشد
فيه الشِّعر، ونهى عن التحلق مثل الصلاة يوم الجمعة.
“Bahwasannya
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli di dalam masjid,
mengumumkan barang yang hilang, melantunkan syair, dan beliau juga melarang
mengadakan halaqah-halaqah sebelum shalat Jum’at”.
[Shahih;
diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 1079 dan yang lainnya. ]
Tahalluq
di sini mempunyai dua makna, yaitu secara lughawiy (bahasa) dan syar’iy
(syari’at).
Makna secara lughawiy dari tahalluq adalah : sekumpulan orang yang
duduk melingkar
seperti lingkaran pintu. Sedangkan tahalluq adalah bentuk aktif
dari kata halaqah
yang artinya sengaja melakukan hal itu.
Sedangkan
istilah syar’iy : berkumpul untuk satu pelajaran (pengajian)
walaupun ia tidak
duduk secara melingkar. Dan kedua arti ini masuk dalam larangan hadits.
[Lihat
: Al-Lum’ah fii Hukmil-Ijtimaa’ li-Darsi Qablal-Jum’ah oleh Muhammad Musa
Nashr.]

0 Response to "Keutamaan Dan Sunnah Hari Jumat (4)"
Post a Comment